Minggu, 08 Desember 2013

MRP (Material Requirement Planning)



MRP (Material Requirement Planning)

Definisi MRP
Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada item–item tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand). Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:
1.    Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
2.    Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
3.    Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4.    Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
Tujuan MRP
Suatu sistem MRP pada dasarnya bertujuan untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk melakukan pembelian dan/ atau produksi.
Ciri Utama MRP
a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan secara tepat sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Seandainya penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan terhadap suatu pesanan harus dilakukan
Input MRP
Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu sebagai berikut :
1.      Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.
2.      Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record), merupakan catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan yang berkaitan dengan:
a.       Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).
b.      Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c.       Lead time dari setiap bahan.
3.      Struktur Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen, campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM juga memberikan deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.
Proses MRP
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:
1.      Netting, yaitu proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
2.      Lotting, yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.
3.      Offsetting, yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4.      Exploding, merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu netting, lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan.
Output MRP
Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1.      Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) adalah penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
2.      Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi manajer manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
3.      Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan pengubahan jumlah pesanan.
4.      Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang lain.

REFERENSI

Sabtu, 19 Oktober 2013

RESUME PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING)

A.    Pengertian Peramalan (forecasting)
Peramalan adalah pandangan harapan kita mengenai kejadian dimasa yang akan datang sehingga digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan. Bagaimana si perusahaan menggambarkan dimasa yang akan datang mengenai produknya, misalnya harus seperti A kah atau harus seperti B kah, dari situ kita bisa memprediksi berapa jumlah yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan pada saat seperti apa konsumen membutuhkan produk tersebut, musim dingin kah atau  musim panas kah. Latar belakang peramalan karena adanya sukar diperkirakan secara tepat.
B.     Tujuan peramalan
Tujuan peramalan yaitu untuk menentukan bagaimana cara mengalokasikan anggaran mereka untuk periode waktu yang akan datang.
C.     Jenis Peramalan
Ø  Berdasarkan Jangka Waktu
1.      Peramalan jangka pendek : waktunya hingga 1 tahun tetapi kurang dari 3 bulan, digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi.
2.  Peramalan jangka menengah : waktunya 3 bulan – 3 tahun, digunakan untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3.      Peramalan jangka panjang : waktunya 3 tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas , serta penelitian dan pengembangan (litbang).
Ø  Berdasarkan Rencana Operasi
1.      Peramalan Ekonomi (economic forecast)
Menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibtuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator  perencanaan lainnya.
2.      Peramalan Teknologi (technological forecast)
Memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3.      Peramalan Permintaan (demand foreast)
Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dam sumber daya manusia.
Ø  Berdasarkan Metode atau pendekatan
1.   Peramalan Kuantitatif (quantitative forecast) : Peramalan yang menggunakan satu atau lebih model matematis dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Ada 5 metode peramalan yang menggunakan data masa lalu
1). Model time-series :
o   Pendekatan naïf
o   Rata-rata bergerak
o   Penghalusan eksponensial
2). Model asosiatif
o   Proyeksi tren
o   Regresi linier
2. Peramalan kualitatif (kualitative forecast) menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal. Ada 4 teknik peramalan kualitatif yaitu :
o   Keputusan dari juri eksekutif
o   Metode Delphi
o   Gabungan dari tenaga penjualan
o   Survei pasar konsumen
D.    Tujuh Langkah Sistem Peramalan
1.      Menetapkan tujuan peramalan
2.      Memilih unsur apa yang akan diramal
3.      Menentukan horizon waktu peramalan
4.      Memilih tipe model peramalan
5.      Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan
6.      Membuat peramalan
7.      Menvalidasi dan menerapkan hasil peramalan